Jadisaya rasa saya bisa menyelesaikan itu dan tidak ada masalah. Tidak ada hal-hal yang mengganjal karena saya merasa bahwa pekerjaan ini merupakan tugas yang harus diemban dan dilaksanakan. Saya anggap sebagai sesuatu yang memang harus dilakukan jadi bukan sebagai beban. Ada pengalaman mendapat upa­ya suap atau ancaman-ancam­an? Badung Sekretaris Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa menerima laporan hasil survei kondisi dan perilaku kerja pegawai Pemerintah Kabupaten Badung di masa PPKM di Ruang Pertemuan Litbang, Puspem Badung, Selasa (28/9). Turut hadir Asisten Administrasi Umum Cokorda Raka Darmawan, Ka. Litbang Badung I Wayan Suambara, Perwakilan dari Inspektorat Badung, Kabag. Mencegahdan mengendalikan kondisi fisik lingkungan kerja (seperti, suhu, kelembaban, udara, penerangan, suara, getaran, dll.) Hal yang paling jelas adalah ringannya sanksi bagi perusahaan atau pihak yang melakukan pelanggaran K3. Di era revolusi industri 4.0, jelas sudah tertinggal. Sanksi pada UU Keselamatan Kerja tersebut tergolong 1 Meningkatnya produktivitas karena menurunnya hari kerja yang hilang. 2. Meningkatnya efesinsi dan kulitas pekerjaan yang lebih berkomitmen. 3. Menurunnya biaya - biaya kesehatan dan asuransi. 4. Tingkat konpensasi pekerjaan dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klim. 5. 1 Buatlah rencana darurat. Cara terbaik menanggapi situasi darurat adalah mengikuti langkah-langkah yang tercantum pada rencana darurat, baik untuk rumah atau tempat kerja. Beberapa orang mungkin ditunjuk sebagai pemimpin untuk keadaan darurat dan mendapatkan pelatihan khusus. EYe9wP. Pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai lanskap kehidupan di seluruh dunia dan mendatangkan tantangan baru untuk banyak industri, terutama industri kerja. Semenjak kemunculannya pertengahan tahun 2020 mendorong perusahaan-perusahaan untuk mulai menetapkan peraturan kerja jarak jauh remote work atau yang biasa disebut dengan work from home WFH. Bagi sebagian perusahaan yang memang sudah menetapkan kebijakan WFH sejak dahulu, hal ini bukan menjadi suatu masalah, baik dalam koordinasi kerja maupun dalam performa karyawan yang bekerja remote. Namun, tentu hal ini menjadi masalah baru bagi perusahaan lainnya yang sejak awal belum pernah menetapkan kebijakan tersebut. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Gartner, tercatat bahwa selama pasca-pandemi, 31% karyawan cenderung bekerja dari jarak jauh setidaknya beberapa kali. Terlebih lagi, 74% perusahaan justru berniat untuk mengubah ritme kerja dan membiarkan karyawan mereka kerja secara remote secara permanen pasca-COVID-19. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu mulai melakukan transisi gaya bekerja dari work from office WFO yang mengharuskan karyawan secara fisik hadir di lokasi kerja/kantor ke WFH untuk waktu yang belum ditentukan. Tantangan baru muncul karena akan semakin banyak posisi yang terbiasa kerja di kantor, diharuskan mengikuti peraturan untuk WFH. Perusahaan perlu mempekerjakan orang yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis dan pengetahuan yang diinginkan, tetapi juga memiliki kompetensi tertentu yang dapat memprediksi bagaimana mereka dapat bekerja dengan performa maksimal selama wfh. Untuk dapat melakukan kegiatan WFH dengan baik tanpa mengurangi motivasi kerja, dan untuk dapat memberikan hasil kerja yang tetap maksimal, penting bagi perusahaan untuk mengetahui kompetensi-kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh karyawan agar dapat menjalani WFH tanpa kendala yang berarti. Adapun kompetensi-kompetensi tersebut antara lain 1. Problem Solving Problem solving adalah pengukuran kompetensi yang meliputi kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi permasalahan, melakukan analisa permasalahan melalui berbagai sudut pandang, menghasilkan solusi dan melakukan evaluasi terhadap penerapan solusi tersebut. Problem solving sangat dibutuhkan dalam dunia kerja agar seseorang dapat memegang kendali dalam situasi dan kondisi yang sangat dinamis serta menciptakan proses kerja yang lebih efisien. Setiap karyawan harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dan problem solving ini menjadi salah satu kompetensi yang penting ketika karyawan dibebaskan melakukan pekerjaan secara remote. Bekerja di kantor atau WFO mungkin akan terasa lebih membantu dalam hal penyelesaian permasalahan, karena tidak terlalu sulit untuk melakukan koordinasi dengan anggota tim, namun disini lah kuncinya. Jika karyawan Anda memiliki kompetensi problem solving yang kuat, maka tidak akan sulit baginya untuk menyelesaikan pekerjaan meskipun harus WFH. Baca Juga Tips Ciptakan Lingkungan Kerja yang Dapat Meningkatkan Produktivitas 2. Adaptability Adaptability adalah pengukuran kompetensi yang meliputi sikap keterbukaan seseorang pada perubahan, bersikap fleksibel, menerima keberagaman yang ada, serta kemampuan menyesuaikan diri pada berbagai kondisi. Karakteristik lain dari individu yang dengan adaptability tinggi adalah kemampuan untuk bersikap fleksibel dan terbuka mempelajari hal-hal baru. Seseorang dengan adaptabilitas yang tinggi akan mempelajari cara penyelesaian tugas tersebut secara mandiri. Beradaptasi bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Untuk beberapa orang, adaptasi mungkin menjadi hal yang sulit untuk mereka, terutama di lingkungan kerja, Bukan hanya adaptasi dengan lingkungan, tetapi juga dengan pekerjaan itu sendiri. Untuk karyawan yang terbiasa WFO kemungkinan akan merasa kaku ketika diharuskan mengubah cara mereka bekerja ketika WFH. Maka dari itu, kompetensi adaptability penting agar karyawan dapat beradaptasi dalam kondisi apapun. Ketika karyawan bisa beradaptasi dengan kondisi WFH, output yang dihasilkan juga akan stabil, produktif, dan baik. Namun sebaliknya, jika karyawan kesulitan untuk beradaptasi dengan kondisi yang seperti ini, dapat dipastikan karyawan tersebut juga akan merasa kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri. 3. Collaboration Collaboration adalah kemampuan individu untuk bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan yang sama, dengan mengesampingkan perbedaan pribadi. Individu yang memiliki kemampuan collaboration yang tinggi akan mampu bekerja sama dengan maksimal untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan oleh perusahaan sebagai organisasi. Kolaborasi merupakan elemen terpenting ketika bekerja, terutama untuk berkontribusi dalam pekerjaan tim. Setiap anggota di dalam tim harus membangun engagement yang kuat dengan satu sama lain sehingga kolaborasi kerja dapat dilakukan dengan maksimal. Ketika WFH, bukan berarti kolaborasi akan terhenti karena setiap karyawan bekerja masing-masing di rumah dan jauh dari anggota lain. Dengan teknologi yang sudah sangat canggih, kolaborasi saat WFH dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan agenda jarak jauh yang akan memperlihatkan kegiatan karyawan setiap harinya saat WFH. Kolaborasi menjadi semakin lebih penting ketika WFH karena karyawan tidak dapat diawasi secara langsung saat bekerja. Maka dari itu kesadaran diri dari setiap karyawan untuk membangun kolaborasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk terus menjaga produktivitas timnya saat bekerja. 4. Communication Communication adalah keterampilan seseorang untuk memberikan informasi kepada orang lain dan menerima informasi dari orang lain. Salah satu indikator seseorang memiliki kemampuan komunikasi yang baik adalah dia bisa menyampaikan pendapat kepada orang lain secara jelas. Seseorang dengan communication yang baik sangat diperlukan untuk dapat mendukung kesuksesan kerja organisasi/institusi. Saat WFH, komunikasi mungkin menjadi concern yang paling dipertimbangkan setiap perusahaan dan menimbulkan kekhawatiran akan adanya miss communication yang mungkin terjadi dengan komunikasi jarak jauh saja. Memang benar, setiap perusahaan harus memikirkan bagaimana caranya menjaga komunikasi tetap berjalan dengan lancar, namun kesadaran dari karyawan Anda sendiri tidak kalah penting untuk hal ini. Jika karyawan Anda sadar akan kewajiban untuk menjaga komunikasi dengan rekan kerja agar terus berjalan dengan baik, maka komunikasi saat WFH bukanlah suatu masalah. Ditambah lagi teknologi sudah menyediakan banyak platform dan yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan mudah, sehingga setiap karyawan dapat melakukan komunikasi individu ke individu, hingga individu ke kelompok conference meeting dengan sangat mudah. Jika komunikasinya terhambat, kegiatan WFH akan menjadi masalah dan menimbulkan banyak kesalahpahaman. 5. Achievement Motivation Achievement motivation adalah dorongan seseorang untuk menetapkan tujuan, mengenali cara-cara untuk mencapai tujuan dan berusaha mencapai tujuan tersebut. Orang dengan achievement motivation yang tinggi akan mampu menetapkan tujuannya dengan jelas, mengetahui cara-cara untuk mencapai tujuannya, dan gigih dalam mencapai tujuannya tersebut. Dapat dipastikan ketika karyawan harus WFH, semangat kerja mereka dapat menurun dalam beberapa saat karena tidak adanya dukungan individu seperti ketika mereka bekerja di kantor. Bagi sebagian orang yang merasa termotivasi ketika dikelilingi banyak orang, WFH akan terasa sangat menyiksa. Maka dari itu karyawan Anda harus memiliki achievement motivation agar motivasi akan terbentuk seiring dengan berjalannya pekerjaan yang dilakukan. Ketika karyawan memiliki achievement motivation, tanpa sadar mereka akan termotivasi untuk mencapai goals yang telah ditetapkan sebelumnya. Baca Juga Pentingnya Mengetahui Work Values yang Dimiliki Kandidat saat Proses Rekrutmen 6. Stress Management Stress management adalah kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap stress dengan mengenali kapasitas terhadap stress dan mengetahui strategi coping yang tepat sehingga dapat tetap tenang meski berada dalam situasi yang menekan. Seseorang yang memiliki stress management yang tinggi akan mampu bertindak profesional dan berpikiran jernih ketika berada dalam situasi yang menekan di pekerjaan. Perasaan stress juga dapat timbul ketika karyawan bekerja sendirian tanpa bertemu dengan rekan kerja lainnya. Sentuhan manusia memang masih menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk membangun semangat dan motivasi manusia lainnya. Ketika karyawan merasa stress karena terlalu lama bekerja di rumah, mereka harus mampu mengatasi rasa stress tersebut sehingga tidak akan berdampak buruk pada pekerjaan yang dilakukan. Contohnya, jika Anda sebagai karyawan merasa stress karena terlalu lama WFH, maka Anda harus beristirahat sebentar dan mencari hal-hal yang dapat membangun semangat dan mood Anda untuk bekerja lagi. Jika Anda suka menonton film, tidak apa-apa untuk break sejenak dan tonton film favorit Anda. Ketika rasa stress sudah berkurang dan mood membaik, coba untuk bekerja lagi dan lakukan cara seperti ini berulang untuk mencegah stress datang saat bekerja. Itulah beberapa kompetensi penting yang harus dimiliki karyawan ketika bekerja secara WFH. Salah satu yang terpenting adalah untuk terus menanamkan mindset walaupun bekerja secara remote, segala jenis pekerjaan yang dilakukan harus tetap dikerjakan secara profesional dan sebaik-baiknya. Talentics menyediakan berbagai alat ukur psikologis berupa Talentics Online Assessment yang dikembangkan oleh para pakar psikometri ahli di Indonesia. Setiap elemen pengukuran yang diciptakan telah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di masyarakat saat ini, dan dapat digunakan untuk mengukur serta menilai kompetensi-kompetensi yang dimiliki karyawan dengan mudah dan cepat. Dapatkan uji coba gratis dashboard Talentics dan General Competency Test untuk mengukur kompetensi karyawan Anda sekarang juga. Article Editor Nadia Fernanda Images by Shutterstock Kinerja merupakan tolok ukur keberhasilan sebuah perusahaan dalam melakukan fungsi bisnisnya. Ada beragam faktor yang mempengaruhi kinerja. Salah satu adalah motivasi karyawan yang berperan penting dalam melakukan pekerjaan. Motivasi karyawan dalam bekerja dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya seperti kondisi kerja dan budaya kerja. Kondisi kerja merupakan kondisi yang dirasakan karyawan ditempat karyawan bekerja. Sedangkan budaya kerja merupakan cara atau perilaku karyawan dalam bekerja yang ditetapkan perusahaan. Pengertian Kondisi Kerja Diungkapkan sedarmayanti 200022 bahwa “manusia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila ditunjang suatu kondisi kerja yang sesuai. Kondisi kerja dikatakan naik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman”. Pengertian kondisi kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2005105 adalah “semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja”. Sedangkan menurut Agus Darma 2000105 “kondisi kerja adalah semua faktor lingkungan dimana pekerjaan berlangsung”. Kondisi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan, dengan motivasi yang tinggi maka kinerja suatu perusahaan dapat meningkat bahkan produktivitaspun akan meningkat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Kondisi kerja menurut Sedarmayanti 200021 “semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung dan tidak langsung terhadap pekerjaannya”. Menurut Komaruddin 200175 kondisi kerja adalah suasana yang berhubungan dengan lingkungan tempat bertugas. Menurut Stewart and Stewart 1983 53 Kondisi Kerja adalah “Working condition can be defined as series of conditions of the working environment in which become the working place of the employee who works there”. Apabila diterjemahkan, kurang lebih dapat diartikan kondisi kerja sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan keamanan kerja, temperatur, kelambapan, ventilasi, penerangan, kebersihan dan lain–lain. Menurut Newstrom 1996469 Work condition relates to the scheduling of work-the length of work days and the time of day or night during which people work. yang kurang lebih berarti bahwa kondisi kerja berhubungan dengan penjadwalan dari pekerjaan, lamanya bekerja dalam hari dan dalam waktu sehari atau malam selama orang-orang bekerja. Oleh sebab itu kondisi kerja yang terdiri dari faktor-faktor seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementara dari lingkungan kerja, harus diperhatikan agar para pekerja dapat merasa nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Jenis Kondisi Kerja 1. Kondisi Fisik dari lingkungan kerja Kondisi fisik dari lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan oleh pihak badan usaha, sebab hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjamin agar karuyawan dapat melaksanakan tugas tanpa mengalami gangguan. Memperhatikan kondisi fisik dari lingkungan kerja karyawan dalam hal ini berarti berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan sebagai pelaksanan kerja pada tempat kerja tersebut. Kondisi fisik dari lingkungan kerja menurut Newstrom 1996469 adalah among the more obvious factors that can affect the behavior of workers are the physical conditions of the work environment, including the level of lighting, the usual temperature, the level of noise, the amounts and the types of airbone chemicals and pollutans, and aesthetic features such as the colors of walls and flors, and the presence or absence of art work, music, plants decorative items. yang kira- kira berarti bahwa faktor yang lebih nyata dari faktor-faktor yang lainnya dapat mempengaruhi perilaku para pekerja adalah kondisi fisik, dimana yang termasuk didalamnya adalah tingkat pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan, jumlah dan macam-macam radiasi udara yang berasal dari zat kimia dan polusi-polusi, cirri-ciri estetis seperti warna dinding dan lantai dan tingkat ada atau tidaknya seni didalam bekerja, musik, tumbuh-tumbuhan atau hal-hal yang menghiasi tempat kerja. Menurut Handoko 199584, lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, yang meliputi temperatur, kelembaban udara, sirkulasi juadara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain yang dalam hal ini berpengaruh terhadap hasil kerja manusia tersebut. Faktor-faktor lingkungan kerja meliputi Illumination Menurut Newstrom 1996469-478, cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi para karyawan guna menbdapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan cahaya yang terang tetpai tidak menyilaukan. Dengan penerangan yang baik para karyawan akan dapat bekerja dengan cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang kurang jelas kurang cukup mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan menjadi lambat, banyak mengalami kesalajhan, dan pada akhirtnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanbkan pekerjaan, sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai. Temperature Menurut Newstrom 1996469-478, bekerja pada suhu yang panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan menurun. Noise Menurut newstrom 1996469-478 bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karena konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian. Motion Menurut Newstrom 1996469-478 kondisi gerakan secara umum adalah getaran. Getaran-getaran dapat menyebabkan pengaruh yang buruk bagi kinerja, terutama untuk aktivitas yang melibatkan penggunaan mata dan gerakan tangan secara terus-menerus. Pollution Menurut Newstrom 1996469-478 pencemaran ini dapat disebabkan karena tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di tempat kerja dan keaneksragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada di tempat kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas. Bahan baku-bahan baku bangunan yang digunakan di beberapa kantor dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun. Situasi tersebut akan sangat berbahaya jika di tempat tersebut tidak terdapat ventilasi yang memadai. Aesthetic Factors Menurut newstrom 1996469-478 faktor keindahan ini meliputi musik, warna dan bau-bauan. Musik, warna dan bau-bauan yang menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dalam melaksankan pekerjaanya. 2. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja Rancangan fisik dan desain dari pekerjaan, sejumlah ruangan kerja yang tersedia dan jenis-jenis dari perlengkapan dapat mempengaruhi perilaku pekerja dalam menciptakan macam-macam kondisi psikologi. Menurut newstrom 1996494 Psychological conditions of the work environment that can affect work performance include feelings of privacy or crowding, the status associated with the amount or location of workspace, and the amount of control over the work environment. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja yang meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja. Faktor-faktor dari kondisi psikologis meliputi Feeling of privacy Menurut Newstrom 1996478, privasi dari pekerja dapat dirasakan dari desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk seorang pekerja, adapula yang didesain untuk beberapa orang, sehingga penyelia untuk mengawasi interaksi antar karyawan. Sense of status and impotance Menurut Newstrom 1996 478, para karywan tingkat bawah senang dengan desain ruang yang terbuka karena memberi kesempatan kepada karyawan untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer merasa tidak puas dengan desain ruang yang terbuka karena banyak gangguan suara dan privasi yang dimiliki terbatas. 3. Kondisi sementara dari lingkungan kerja Menurut Newstrom 1996480, “The temporal condition-the time structure of the work day. Some of the more flexible work schedules have developed in an effort to give workers a greater sense of control over the planning and timing of their work days”. Kondisi sementara meliputi stuktur waktu pada hari kerja. Mayoritas dari pekerja bekerja dengan jadwal 5-9 jam dimana pekerja akan diberi waktu 1 jam untuk istirahat dan makan dari kondisi sementara meliputi Shift Menurut Newstrom 1996481 dalam satu hari sistem kerja shift dapat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift malam. Dan berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak menimbulkan masalah seperti stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan kinerja yang jelek. Compressed work weeks Menurut Newstrom 1996481, maksudnya adalah mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu, tetapi menambah jumlah jam kerja perhari. Mengurangi hari kerja dalam seminggu mempunyai dampak yang positif dari karyawan yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja karena masa liburnya lebih lama dan juga dapat mengurangi tingkat absensi dari karyawan. Flextime Menurut Newstrom 1996481 adalah suatu jadwal kerja dimana karywan dapat memutuskan kapan mulai bkerja dan kapan mengakhiri pekerjaannya selama karywan dapat memenuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan oleh badan usaha. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Kondisi kerja dipandang mempunyai peranan yang cukup penting terhadap kenyamanan, ketenangan, dan keamanan kerja. Terciptanya kondisi kerja yang nyaman akan membantu para karyawan untuk bekerja dengan lebih giat sehingga produktivitas dan kepuasan kerja bisa lebih meningkat. Kondisi kerja yang baik merupakan kondisi kerja yang bebas dari gangguan fisik seperti kebisingan, kurangnya penerangan, maupun polusi seta bebas dari gangguan yang bersifat psikologis maupun temporary seperti privasi yang dimiliki karyawan tersebut maupun pengaturan jam kerja. Dimensi Kondisi Kerja Menurut Isaken, Dorval dan Treffeinger, yang dikutip oleh Suswati 2002 bahwa kondisi kerja yang kondusif meliputi beberapa dimensi seperti Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan. Kebebasan mengambil keputusan. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru. Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru. Tinggi rendahnya tingkat konflik. Keterlibatan dalam tukar pendapat. Kesempatan humor bercanda dan bersantai. Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan. Keberanian menanggung resiko/siap gagal. Berdasarkan dimensi-dimensi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif sebaiknya peusahaan memiliki dimensi-dimensi seperti yang telah disebutkan di atas. Sehingga dengan terciptanya kondisi kerja yang baik maka diharapkan dapat meningkatkan motivasi karyawan. Keywords Dimensi dalam Kondisi Kerja, Kondisi kerja, kondisi kerja yang kondusif, Manajemen Sumber Daya Manusia

kondisi kerja yang paling saya harapkan adalah kondisi yang